Saya Anak Rantau
           Merantau  itu  tidak semudah cerita tetangga,tidak semewah yang di duga dan tidak semanis yang di jangka.
    Ada pahit yang di sembunyikan,ada sedih yang tidak diungkapkan,dan ada air mata yang tidak dikeluarkan.
 Bukan tidak lelah, hanya saja saya tau bermanja-manja itu bukan sewajarnya untuk orang yang tidak punya.
       Bekerja di bawah terik matahari,bekerja siang dan malam itu sudah hal biasa,dan bahkan di caci maki itu sudah hal biasa bagi anak rantau.
 Keringat membasahi tubuh hingga jatuh pada mata,di situ saya merasa betapa lelahnya jadi anak rantau.
  Terkadang saya berhayal ingin seperti mereka yang hidup mewah dan menikmati masa pergaulannya. Namun, saya sadar siapa saya,keluarga saya dan pekerjaan saya.
Dan saya merasa sadar bahwa Tuhan memberikan jalan dan kasih sayangnya dengan cara yang berbeda.
Menurut saya ada tiga(3) hal yang menjadi bekal bagi anak rantau:
1). Keluarga
2). Usaha 
3). Doa
      Keinginan dan kemauanku merubah nasib selebih dan sepenuhnya saya serahkan pada Tuhan Yang Maha Esa.
    Saya tidak berkecil hati, saya akan tetap semangat dan tidak putus asa karena kalau saya putus asa lalu hal atau cara apa yang membuat saya dewasa. 
 
   
   
 
 
Komentar
Posting Komentar